Selain menawarkan keindahan alam dan budaya di Dataran Tinggi Dieng terdapat peninggalan sejarah. Di dieng, para wisatawan dalam menambah pengetahuan tentang benda peninggalan purbakala di Museum Kailasa. Museum kailasa ini didirikan pada tahun 198, disini para wisatawan dapat memperoleh informasi tentang terbentuknya Dataran Tinggi Dieng. selain itu para wisatawan dapat melihat secara langsung benda peninggalan purbakala dan ragam kearifan lokal masyarakat Dieng. Tidak hanya itu, di museum kailasa para wisatawan dapat melihat film tentang jejak peradaban Dieng.
Museum Dieng terletak di sebelah kanan jalan menuju ke Candi Bima. Lokasi tempatnya di sebelah barat laut Candi Gathutkaca. Dalam bangunan tersebut temuan lepas baik yang berasal dari komplek percandian Dieng maupun candi disekitarnya. Terdapat 274 buah benda koleksi yang dipamerkan seperti arca, komponen – komponen bangunan dan prasasti yang umumnya berbahan batu andesit.
Beberapa koleksi yang dapat digambarkan dalam buku ini antara lain:
Kala digambarkan seperti halnya kala yang terdapat di ambang pintu candi – candi Dieng, di atas matanya digambarkan dengan ukiran sulur – suluran dan tanpa rahang bawah.
Arca singa diwujudkan dengan bentuk mulut mengapa sehingga tapak gigi yang tajam. Di atas kepala digambarkan orang dalam posisi duduk bersila. Selain penggambaran dalam bentuk area singa juga digambarkan dalam bentuk relief. Dalam salah satu relief digambarkan dua ekor singa dalam posisi berdiri dengan raut wajah seperti sedang berkelahi. Salah satu koleksi singa lainnya bersikap duduk dengan kedua kaki depan diangkat ke atas.Bentuk sperti ini biasanya ditempatkan di kanan kiri tangga masuk.
Arca Durgamahisasuramardini digambarkan dengan tubuh yang langsing dan tinggi berdiri di atas lembu jantan yang dikalahkan. Lembu sebagai penjelmaan raksasa Mahisasura digambarkan kecil sehingga tampak kurang proporsional.
Nandi yang terdapat di dalam museum Dieng mempunyai keunikan tersendiri yaitu nandi pada umumnya digambarkan sebagai bentuk hewan sapi yang sedang mendekam, namun arca nandi tersebut digambarkan sebagai manusia yang berkepala lembu dalam posisi jongkok. Dewa Siwa digambarkan sedang menaikinya.
Koleksi arca – arca lain berupa dewa – dewa agama Hindu yaitu Siwa, Durga, Agatsya, dan Ganesha serta arca Nandi, arca dewa Siwa dengan saktinya. Selain itu terdapat relief dengan gambar sepasang manusia sedang bermesraan. Panel – panel dengan pahatan bentuk singa, rusa gajah. Satu prasasti disimpan di museum ini.
Sumber : http://budparbanjarnegara.com/