Meski Kawah Sileri Erupsi tingkat aktivitas di Gunung Dieng saat ini masih pada level normal
Dieng Banjarnegara - Kawah Sileri yang terletak di Desa Kepakisan Batur Banjarnegara masih masuk Zona II Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng Jawa Tengah, mengalami erupsi freatik pada Kamis (29/4/2021) sekitar pukul 18.25 WIB. Meski Kawah Sileri Erupsi tingkat aktivitas di Gunung Dieng saat ini masih pada level normal atau level I,
Berdasarkan keterangan tertulis Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM. Selama periode 1 Januari hingga 29 April 2021 Gunung api terlihat jelas hingga tertutup Kabut. Teramati asap Kawah Sileri berwarna putih dengan intensitas tipis, sedang hingga tebal tinggi sekitar 1-70 meter dari atas dasar kawah. Pada 29 April 2021 pukul 18:25 WIB terjadi erupsi freatik menghasilkan lontaran material 400 m ke arah selatan (material batuan 200 m dan lumpur 400 m) ke arah timur (material batuan 200 m dan lumpur 300 m), ke arah barat 200 m berupa lumpur. Tinggi lontaran lumpur tidak teramati karena terjadi malam hari
Selain itu, erupsi hanya berlangsung singkat, tidak diikuti kenaikan kegempaan dan perubahan visual yang mengarah pada rangkaian erupsi lebih besar.
Aktivitas vulkanik Gunung Dieng, khususnya Kawah Sileri pasca erupsi freatik, baik secara visual maupun instrumental, tidak teramati adanya gejala perubahan sifat erupsi ataupun peningkatan potensi ancaman bahaya.
Adapun tingkat aktivitas Gunung Dieng adalah level I atau normal sejak 2 Oktober 2017. Erupsi freatik terakhir terjadi pada 1 April 2018.
PVMBG juga merekomendasikan agar dalam tingkat aktivitas level, masyarakat dan pengunjung / wisatawan tidak mendekati Kawah Sileri pada radius 500 meter dari bibir kawah, serta tidak beraktivitas di sekitar Kawah Timbang untuk menghindari ancaman gas-gas vulkanik konsentrasi tinggi yang dapat membahayakan jiwa.
Sekretaris Desa Kepakisan Andri mengatakan “erupsi terjadi sekitar pukul 18.25 WIB sebelumnya tidak ada tanda-tanda akan adanya erupsi, hanya ada suara seperti asap yang keluar dari corong gas sumur bor di sebelah Desa Kepakisan.”
“Alhamdulillah sampai saat ini tidak ada warga Kepakisan yang terkena dampak dari erupsi tersebut, karena jarak Desa Kepakisan dengan Kawah Sileri sekitar 4 kilometer. Hanya ada pengendara sepeda motor yang kebetulan lewat dan terjatuh akibat jalanya licin karena terkena semburan erupsi tersebut” lanjut Andri.
Kirim Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui Admin